Sebenarnya anggapan ini tidaklah salah tetapi tidak betul juga, Karena menunaikan seluruh rukun dan wajib haji adalah merupakan syarat syahnya ibadah haji, bukan syarat jadi haji yang mab'rur. Syarat menjadi haji yang mab'rur tidak hanya ketika pelaksaan ritual ibadah hajinya saja, tetapi implementasi dari ibadah haji dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri seseorang menjadi haji yang mab'rur dapat dilihat dari ciri-cirinya :
- Menyebarkan kedamaian dalam kehidupannya
-Lebih dermawan
-Meningkatkan ibadahnya
Semisal, ada seseorang yang usai berangkat haji memiliki prilaku yang jelek, kadar kemabruran hajinya pasti diragukan. Mestinya, sepulang dari Haji, lanjutnya, yang dulu salatnya tidak teratur menjadi rajin, yang dulu pemarah kini penyabar, yang dulu kasar bicaranya berubah menjadi santun tutur katanya, yang sebelumnya pelit usai haji menjadi dermawan.
Ustad Dzulfikar Dawam Iswanto mengatakan, semua rukun yang dilakukan saat haji hanyalah simbolik semata. Dalam haji ada, Thowaf, Sai, Ihram, melempar Jumroh, menginap di Mina dan lain-lain. Tujuannya adalah bagaimana pascahaji itu. "Mabrur atau tidaknya seseorang akan terlihat setelah pulang dari haji," katanya.
Sama halnya ketika salat. Dalam salat ada rukuk, sujud, takbir serta membaca surat-surat dalam Alquran. Tujuan dari salat adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar. Termasuk juga dengan puasa, hanyalah simbol. Intinya agar seseorang menjadi hamba yang bertaqwa.
Yang terpenting saat ini, lanjut dia, adalah bagaimana menata niat sebelum berangkat haji ke Tanah Suci. Sangat disayangkan bila tidak bisa menjadi Haji Mabrur. Sebab, haji merupakan ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik, mental serta biaya yang besar. “Niat berangkat haji hanya semata-mata karena Allah semata dan tertanam jauh di dalam hati. Jangan karena yang lain,” ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar