Hakim Konstitusi, Aki Mochtar menyatakan pencaplokan wilayah tersebut memang disadari oleh warga dusun tersebut. Hal ini dibenarkan pula oleh Komisi I DPR, yang mengatakan , pencaplokan wilayah tersebut bukan omong kosong.
Ada beberapa alasan warga dusun tersebut lebih menyenagi Malaysia :
1. Mereka tidak merasa diakui oleh pemerintah.
2. Kurangnya pembangunan didaerah tersebut menjadikan mereka terisolir
3. Mereka lebih merasa diperhatikan Malaysia, karena infrastruktur dibangun oleh Malaysia.
4. Lebih mudah menjual hasil bumi ke wilayah Serawak Malaysia
5. Hasil bumi dihargai lebih tinggi di Malaysia dari pada di Indonesia.
Alasan tersebut yang menjadikan mereka merasa lebih menyenangi Malaysia dari pada Indonesia, sehingga banyak warga Indonesia yang menjual hasil alamnya ke Serawak, sebab mudah dijangkau jalan darat dan barangnya dihargai tinggi. Begitu juga, tidak sedikit pengusaha Malaysia beroperasi di wilayah Indonesia sebab disambut baik oleh warga.
Ia membantah warga di sana telah kehilangan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Yang ada, sebut Akil, warga di sana merasa tidak diakui pemerintah sebab sejak merdeka hingga kini tidak ada pembangunan infrastuktur. Dampaknya wilayah tersebut seperti terisolasi ketika mau menuju ke kota terdekat di Kalimantan Barat.
Karena itu, untuk merebut perhatian warga perbatasan yang selama ini ditelantarkan, ia mengusulkan pemerintah mengucurkan program pembangunan sebanyak-banyaknya. Ia menyatakan miris melihat beranda Indonesia di mata warga Malaysia malah tidak terurus dan berkebalikan dengan penilaian warga Indonesia terhadap Malaysia. "Jangan salahkan warga jika mereka senang berinteraksi dengan Malaysia, meski saya yakin mereka sebenarnya bangga menjadi warga Indonesia," kata Akil. (Sumber Republika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar