Ads 468x60px

Pages

Subscribe:

Labels

Rabu, 28 September 2011

Hujan Meteor Draconids Kemungkinan Ganggu Satelit

Tanggal 8 Oktober 2011 diperkiran terjadi hujan meteor Draconids. Meteor-meteor tersebut lahir dari arah peta bintang Draco, karena itu diberi nama Draconids. Meteor ini berasal dari sisa debu komet Giacobini-Zinner sehingga meteor ini juga dikenal sebagai Giacobinids.


Namun menurutnya, gangguan pada satelit akibat debu meteor tidak akan terlalu mengganggu. Sebab satelit memiliki daya tahan lantaran telah didesain agar tidak gampang rusak oleh benda-benda angkasa semacam meteor.


Beberapa ilmuwan memperkirakan hujan meteor Draconids akan menjadi semacam badai penerjang pesawat luar angkasa. Stasiun luar angkasa internasional dan teleskop luar angkasa Hubble yang memiliki peran dalam menelusuri berbagai galaksi dan obyek antariksa lainnya dikabarkan terancam badai meteor Draconids. NASA pun mencari strategi untuk mengamankan armadanya di luar angkasa. Para ilmuwan di AS dan Jerman tengah melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar bahaya yang dapat ditimbulkan. Demikian dikutip dari space.com pada Kamis (22/9).

Profesor Riset Astronomi Astrofisika Thomas Djamaluddin menjelaskan, puncak hujan meteor Draconids terjadi pada malam Minggu mendatang, 8 September. Saat puncaknya, fenomena ini tidak bisa dilihat dari Indonesia, apalagi saat itu ada bulan purnama.

"Kondisi puncaknya bisa dilihat di Eropa, Asia bagian utara dan Asia barat. Kalau kita agak sulit, probabilitas atau kemungkinan melihat kecil sekali," kata Djamaluddin saat dihubungi detikcom, Selasa (27/9/2011).

"Kalau dikhawatirkan mengganggu satelit, setiap hujan meteor berpotensi mengganggu satelit. Jika kuat dan menjadi badai meteor karena intensitasnya tinggi berpotensi mengenai satelit. Bisa menyebabkan kerusakan di bagian panel surya akibat tumbukan debu," jelas alumnus Universitas Kyoto Jepang ini.

Djamaluddin menyebut, hujan meteor Draconids tidak tergolong kuat. Diperkirakan dalam sejam ada sekitar 100 meteor.

Sementara itu William Cooke dari Kantor Lingkungan Hidup meteoroid di NASA Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama menyebut Draconids bergerak perlahan. Kecepatan rata-ratanya sekitar 12 mil atau 20 kilometer per detik.

"Peluang menimbulkan kerusakan elektrik hampir nihil,"kata Cooke.

Dia menambahkan, tidak seperti Perseids dan Leonids, yang mana hujan meteornya sangat cepat, dia tidak pernah mendengar ada masalah elektrik yang berkorelasi dengan Draconids.

Ilmuwan NASA mengaku belum tahu seberapa serius dampak badai meteor tersebut. Tetapi para operator pesawat luar angkasa telah diberitahu adanya potensi kerusakan akibat fenomena itu. Selain hantaman langsung pada satelit, hujan meteor juga bisa melelehkan dan membakar komponen elektronika vital. Stabilitas sistem satelit juga dikhawatirkan terganggu. (Sumber detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar